Hati yang Selalu Merindukanmu

Esai, Literasi145 Dilihat

Julia Agustin

Menurut KBBI kata “rindu” berarti memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu. Rindu merupakan sebuah perasaan yang wajar dimiliki oleh manusia. Rindu sendiri menjadi sebuah perasaan d imana seseorang ingin bertemu untuk menghilangkan rasa resah di dalam hati. Bahkan ada juga yang mengatakan “jarak itu sebenarnya tidak pernah ada. Pertemuan dan perpisahan diciptakan oleh perasaan, sedangkan jarak hanya rintangan yang bisa ditempuh untuk bertemu”.

Ada banyak cara seseorang untuk mengatasi rasa rindu. Ada yang melalui telpon, video call dan selalu terhubung lewat media social. Tetapi aku sendiri menyimpulkan bahwa penawar rindu terbaik adalah dengan cara bertemu.

Aku sempat percaya dan hanya mengandalkan temu sebagai obat paling mujarab dari belenggu kerinduan.

Aku, kemudian dengan tega menyiksa tanggal-tanggal yang kukurung yang kukurung dalam almanak yang lusuh itu, menggoreskan  tinta di badannya setiap satu hari berlalu.

Baca Juga: Memasuki Api Cinta

Bertahun-tahun aku habiskan mempercayai bahwa temu adalah kemerdekaan satu-satunya. Lantas, bagaimana caraku menemuimu yang jauh lebih bahagia di sana, ma?

Hingga aku mendoakanmu, membuatku menyadari bahwa temu bukanlah satu-satunya penawar yang mujarab untuk penyakit rindu yang kronis itu. Aku mulai terbiasa, tertidur dengan tenang setelah menebar doa di sepertiga malamku.

Berbisik pada bumi, melalui sujudku memohon kebahagiaanmu dan berharap langit mendengarkan doa-doa yang kulafadzkan. Setidaknya, ini adalah salah satu cara untukku menyatakan betapa aku sangat menyayangimu.

Setidaknya ini menjadi salah satu upayaku melipat jarak, yang kemudian kuterbangkan seperti pesawat terbang  mengudara mencari dirimu sebagai alamat yang dituju.

Dengan demikian aku berkeyakinan bahwa rinduku akan selalu sampai padamu. Pada rindu-rindu yang kupendam. Untukmu, doaku takkan padam.

Dari sekian yang kutau,

Doa adalah media terbaik untuk menampung hati para perindu.

Miss you, mom!!!

 

Julia Agustin, Mahasiswi Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 komentar