Puji Nurul Khotimah
Pendidikan merupakan syarat mutlak yang harus ada pada setiap diri manusia. Mengapa? Tanpa adanya pendidikan manusia sulit mempertahankan hidup, selain itu untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan maka pendidikan adalah kuncinya.
Di zaman era modern sekarang ini, suatu pekerjaan, pengakuan dari orang lain, hubungan harmonis antarsesama menjadi keperluan universal, maka pendidikan menjadi fondasi utama membangun semua itu berbasis Alquran. Lain daripada itu pendidikan juga penentu karakter generasi bangsa yang nantinya menentukan bagaimana nasib bangsa di masa yang akan datang. Ini jelaslah bahwasanya pendidikan sangat penting.
Namun, sangat disayangkan dewasa ini, pendidikan bangsa kita kurang berkembang, terdapat banyak problematika yang harus segera dituntaskan. Dari segi proses pembelajaran mayoritas suasana yang tercipta kurang kondusif antara pengajar (guru) dan pelajar (murid).
Kekondusifan suasana harus menjadi sorotan penting dalam pendidikan, yang perlu ditekankan adalah hal ini akan berdampak luas terhadap hasil pembelajaran yang dicapai. Permasalahn ini mengantar penulis untuk menawarkan fokus bahasan yang berupa analisis karakter generasi bangsa berbasis Alquran dan Matematika. Diharapkan bisa menjadi acuan pengembangan pendidikan dan sebagai penuang gagasan. Sudah bisa dipastikan bahwa perspektif yang diterapkan di sini adalah Alquran dan Matematika.
Baca Juga : Mendidik Anak dengan Kekerasan Ternyata Lebih Banyak Dampak Negatifnya.
Muhammad Al Sadiq ‘Arjun dalam karyanya, Alquran Al-Karim: Hidayatuhu wa I’jazuhu fi Aqwalihi Al Mufassirin menulis, “Demikianlah sesungguhnya Alquran yang agung pada pandangan kaum muslimin terdahulu merupakan sumber sejati tempat adanya aliran-aliran dari semua ilmu-ilmu keislaman dan pengetahuan (Muhammad al-Sadiq: 1996; 9). Di samping itu, matematika mempunyai peran penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang pada gilirannya dapat membantu pembentukan karakter anak bangsa. Maka menjadi suatu keharusan untuk menyelami Alquran dan disiplin pengetahuan yang bernama Matematika.
Alquran merupakan kalam Allah yang mu’jiz, yang diturunkan kepada rasulNya (Muhammad saw) dalam bentuk wahyu. Ditulis dalam mushaf dan dihafal di dalam dada, dibaca dengan lisan, dan didengar oleh telinga, yang dinukil kepada kita secara mutawatir tanpa adanya keraguan dan membacanya dinilai ibadah.
Menurut Kurikulum 2006, Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
Karakter dengan Basis Alquran dan Matematika
Seperti yang kita ketahui bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia sekarang ini bahwasanya semakin memburuknya kualitas maka akan berakibat terhadap buah yang dihasilkan.
Terdapat banyak faktor yang menjadi pemicu berkurangnya kualitas pendidikan, antara lain: metode yang digunakan, kurikulum, dan sarana dan prasarana, dll. Setiap mendidik mempunyai berbagai metode didikan yang berbeda-beda setiap individunya sesuai dengan kemampuan dan selera masing masing-masing. Tidak samanya suatu metode menjelaskan arti, bahwa materi yang disampaikan tidak semuanya dapat masuk ke setiap otak yang menerima.
Hal ini didasari pola pikir yang tertanam sejak usia dini. Usia dini merupakan permulaan pengasahan otak yang membentuk pola pikir, cara pandang untuk berkelanjutan hingga mencapai usia pendewasaan. Maka usia dini menjadi masa yang tepat dalam menampakkan nilai-nilai luhur karakter bangsa Indonesia, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, tanggung jawab.
Alquran juga mempunyai andil unntuk membentuk karakter generasi bangsa ini. Di antaranya dari aspek saling menghormati tercantum dalam ayat berikut:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا.
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. An-Nisa: 36).
Ayat tersebut menjelaskan dengan terperinci, keutamaan saling menghormati antarsesama. Sesungguhnya orang tua merupakan suatu unsur yang mengharuskan kita untuk sangat dan saling menghormati. Menghormati tidaklah mudah untuk diterapkan secara spontan apabila mempunyai karakter peduli. Perkembangan peradaban memaksa kita melihat dengan nyata rasa ketidakpedulian menjadi hal lumrah setiap waktunya. Di sinilah letak dasar yang perlu diubah untuk mewujudkan manusia berkemanusiaan.
Hubungan Harmonis
Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Alquran adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifahNya. Menanamkan hubungan harmonis dengan saling menghormati dalam proses kependidikan akan terasa lebih nyaman. Tidak hanya di dalam Alquran saja yang menanamkan karakter menjadi pendidikan utama membangun bangsa berkualitas.
Dalam bidang ilmu matematika, juga terdapat prinsip-prinsip yang selaras dengan karakter bangsa Indonesia, yaitu: ketekunan, ketelitian, dan kedisiplinan. Tiga poin tersebut apabila ditanamkan sejak dini terhadap setiap jiwa generasi muda, maka nasib bangsa untuk masa yang akan datang tidaklah perlu dikhawatirkan.
Hasil yang akan kita tunai apabila rasa hormat yang menjadi dasar akhlak bersumber dari Alquran, dan tiga prinsip dalam Matematika yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia kita tanamkan terhadap setiap jiwa baru, pendidikan untuk ke depannya akan berkualitas. Untuk menghasilkan proses kependidikan yang berkualitas harus dimulai pendidikan yang memiliki esensi dasar yang baik semenjak masih usia dini sehingga ke depannya terlahirlah generasi berkarakter. Alquran dan Matematika bisa kontribusi besar dalam pembentukan karakter anak bangsa.