Yogyakarta, ejogja ID – Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Regional Yogyakarta sukses menggelar acara Temu Ilmiah Regional (Temilreg) Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Sharia Economics Forum Universitas Gajah Mada menjadi tuan rumah pelaksanaan Temu Ilmiah Regional DI Yogyakarta 2023. Temilreg merupakan agenda tahunan FoSSEI di tingkat regional sebagai ajang silaturahmi antar-Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) se-regional Yogyakarta. Acara Temilreg ini juga sebagai uji kompetensi pengetahuan dan silaturahmi ekonomi Islam seluruh kader FoSSEI Yogyakarta.
Pada kesempatan kali ini, Temilreg diselenggarakan di Universitas Gajah Mada, dan Kelompok Studi Ekonomi Islam Sharia Economics Forum yogyakarta sebagai tuan rumah para acara ini.
Temu Ilmiah Regional kali ini megangkat tema “Elevating the Potential of Indonesia’s Halal Industry through Digital Transformation and Halal Value Chain Optimization”. Temu Ilmiah Regional pada tahun ini diselenggarakan mulai hari Rabu sampai sabtu tanggal 12-15 Juli 2023.
Jangan Skip: Viralnya Ponpes Al-Zaitun, Bendahara Umum BEM Pesantren Angkat Bicara
Temu Ilmiah Regional pada tahun 2023 terdiri dari 6 sub rangkaian acara yaitu Islamic Economy Talkshow, Islamic Economy Trivia War (Olimpiade Ekonomi Islam), Halalpreneurship Scientific Paper Competition (Lomba Karya Tulis Ilmiah), Halalpreneurship Business Plan, Islamic Economy Ideathon (Diskusi Regional), dan terakhir yaitu Awarding.
Rangkaian acara diawali dengan pelaksanaan Islamic Economy Talkshow pada hari Rabu tanggal 12 Juli 2023. Narasumber pada acara ini yaitu Greget Kalla Buana, M.Sc seorang Islamic Financial Specialist dan Bhima Yudhistira Adhinegara, M.Sc yang merupakan seorang pendiri dan direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS). Acara ini dihadiri oleh beberapa tamu undangan, diantaranya Wakil dekan FEB UGM Bapak Bayu Sutikno S.E.,M.S.M., Ph.D; Presidium Nasional FoSSEI Muhammad Zulhamdi; ketua FoSSEI Regional Yogyakarta Muhammad Fauzi Abdullah; Pusat Kajian Ekonomika dan Bisnis Syariah UGM (PKEBS), delegasi 12 Kelompok Studi Ekonomi Islam DI.Yogyakarta SEF Universitas Gajah Mada,FKEI Universitas Islam Indonesia,IESC Universitas Islam Indonesia,CIES Universitas Negeri Yogyakarta,FORSEBI Universitas Islam Negeri sunan kalijaga,ADSEF Universitas Ahmad Dahlan,NASHID Institut Ilmu Al Quran An Nur Yogyakarta,RELIEF STEI HAMFARA,FORESTA Universitas ALMA ATA,FIES Univeritas Muhammadiyah Yogyakarta,INDESC AL MUHSIN,ASSET Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Yogyakarta, siswa/siswi 29 Sekolah Menengah Atas Yogyakarta serta dihadiri juga oleh 12 KSEI dari kampus di sekitaran daerah Yogyakarta.
Islamic Economy Talkshow ini mengangkat tema “Halal Industry in the Age of Digital Transformation: Opportunities and Challenges for Indonesia”. Sesi talkshow dipandu oleh Haniyyah Nur Hasanah yang merupakan wakil ketua bidang keilmuan dan eksternal KSEI SEF UGM. Diawali dengan pembahasan terkait tantangan informasi digital bagi industry halal di Indonesia. Narasumber mengatakan bahwa apabila halal industry yang dibahas terkait dengan umat, maka kita perlu memfokuskan pada perilaku umat tersebt. Di era digital dan informasi ini diperlukan evaluasi dari cara dakwah karena ekonomi syariah di Inodenesia masih terkesan stagnan.
Tonton Juga: PBNU: Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD ’45 | Hari Kesaktian Pancasila | Mardigu Wowiek
Dalam pembahasan terkait Halal Life Style, Bhima Yudhistira sekalu slaah satu narasumber mengatakan bahwa “untuk menerapkan halal life style, masyarakat kita bisa mulai dari hal hal kecil seperti tidak menggunakan botol plastik”. Narasumber mengatakan bahwa sampah plastik yang sulit untuk diolah tentu menigkatkan jumlah populasi sampah yang ada dan dapat berdampakpada lingkungan sekitar. Sampah-sampah yang ada sebaiknya diolah dan tidak hanya berhenti menjadi sampah.
Kemudian pada pertanyaan terkait bagaimana cara menumbuhkan ketertarikan gen z untuk berinvestasi pada institusi syariah, Greget Kalla Buana selaku narasumber mengatakan bahwa “kita sebagai generasi muda perlu memahami apa itu investasi, data data terkait, dan tak lupa kita juga perlu untuk memperhatikan terkait niat dalam berinvestasi”. Narasumber menambahkan, dalam berinvestasi janganlah kita hanya berfokus pada uang yang dihasilkan saja namun juga terkait manfaatnya secara sosial.
Sesi talkshow ini ditutup dengan closing point terkait bagaimana cara membranding ekonomi islam dalam lingkup mahasiswa yang bertujuan agar mahasiswa dapat turut mengambil peran dan berkontribusi dalam perkembangan ekonomi syariah.
1 komentar