ejogja.ID – Helatan Talk Series #4 bertajuk “Timor Leste Between the Long Journey to Asean Membership and China’s Economic Seduction” ini dilaksanakan secara daring. Ini merupakan acara rutinan yang diadakan Institute of Southaeat Asian (ISAIs) UIN Sunan Kalijaga. Pada acara kali ini hadir Bayu Mitra A. Kusuma sebagai speaker. Ia adalah salah seorang peneliti di Institute of Southeast Asian Islam (ISAIs) sekaligus mahasiswa Ph.D di National Dong Hwa University, Taiwan.
Jangan Skip: Telah Dibuka Beasiswa Pascasarjana FIlantropi Islam Tahun 2023
Kolonialisme yang bergilir, mulai dari Portugis, Indonesia, hingga Australia menyebabkan keterpurukan politik-ekonomi yang serius. Efek tersebut membuat Timor Leste mencari uluran tangan politik kepada ASEAN. Tidak mujur, harapan tersebut harus menemui jalan terjalanya. Negara-negara yang tergabung di bawah payung ASEAN tidak segera mengafirmasi. China kemudian datang menyambut dan memanfaatkan bola muntah tersebut. Sebagaimana disampaikan Bayu, terdapat empat poin krusial terkait topik ini.
Pertama, upaya panjang dan berliku yang ditempuh oleh Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN. Tercatat perjalanan tersebut dimulai dari tahun 2002 hingga 2022. Kedua, atensi pro dan kontra dari kalangan anggota ASEAN perihal obsesi Timor Leste untuk tergabung di bawah naungan ASEAN. Ketiga, akibat perjalanan alot tersebut Timor Leste mengulurkan tangan dan meminta bantuan pada Xi Jinping (China) untuk memajukan infrastruktur. Keempat, uluran tangan China kepada Timor Leste ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap geopolitik ASEAN dan OSEANIA.
Tonton Juga: Terapi Lemah Syahwat dengan Musik
Selain hal tersebut, uluran tangan China juga sarat akan kepentingan. Hal ini terkait dengan letak geografis dari Timor Leste yang strategis serta kekayaan alamnya. Negara tetangga Nusa Tetanggara Timur (NTT) tersebut mempunyai kekayaan minyak dan gas bumi. Inilah yang menjadi lika-liku sekaligus jalan terjal Timor Leste untuk tergabung di bawah payung ASEAN.
1 komentar