Agregasi Ruang Tamu

Lanemu321 Dilihat

Ahmad  Muchlish Amrin

Aku. Kamu. Dia. Bahkan, mereka pun tahu bahwa ruang tamu merupakan ruang sosialisasi dalam rumah. Artinya di dalamnya akan terjadi sebuah intraksi dua entitas internal dan eksternal.

Pada abad 16, ruang tamu didefinisikan sebagai ruang santai, yang sekaligus menjadi ilustrasi sebuah keluarga. Salon d’Hercule adalah salah satu nama ruang tamu di istana Versailles. Ruangan itu disediakan untuk raja Absolut Prancis Louis XIV untuk menerima tamu-tamu kehormatan. Tentu di dalamnya disediakan berbagai macam fasilitas mewah, berharga, yang dapat mengagregasi nilai-nilai kehormatan keluarga itu.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Elegi Pintu

Akan tetapi dalam sejarahnya, ruang tamu juga pernah menjadi ironi yang menyedihkan. Setelah perang dunia I, wabah pedemi atau mungkin seperti saat ini wabah pandemi, yang saat itu influenza menyerang umat manusia, menelan korban lebih banyak dari korban perang, ruang tamu kemudian berubah makna menjadi “ruang kematian”.

Interaksi antar-inter keluarga atau individu dilarang. Pencegahan penularan influenza menjadi alasannya. Mayat-mayat yang tidak sempat dikuburkan salah satunya banyak tergeletak di ruang tamu. Saat itu, ya, saat itu ruang tamu tidak lagi menjadi ruang untuk menjamu dan menghormati para tamu, akan tetapi menjadi ironi sebuah perjumpaan dan petemuan. *

Cari Info Kerja Daerah Yogyakarta? Loker Jogja

Tentu, setiap negara, setiap suku, setiap agama di dunia pasti punya caranya sendiri memuliakan tamu. Cara itu, yang kemudian diaksentuasi dalam pola dan bentuk ruang tamu. Ruang tamu modern bisa jadi sangat kental dengan nuansa teknologi, atau bisa jadi taman bernuansa hijau masuk dalam ruang tamu, yang di bawah kursi-kursinya terdapat kolam ikan hias. Sehingga, tamu merasa nyaman.

Dalam ruang tamu masyarakat modern selain melibatkan unsur akses, juga ada “branding” untuk membentuk “image” yang seolah-olah mencerminkan harga diri, yang dalam istilah  Max disebut sebagai “kelas” keluarga pemiliknya.

Video Belajar Tajwid yang Paling Menyenangkan

Akan tetapi pada substansinya, ruang tamu adalah ruang menyambut dan menghibur setiap yang datang. Apa yang disuguhkan dari hati dan senyum yang merekah di ruang tamu tentu lebih nikmat dari pada fasilitas yang mewah, makanan yang enak, tapi dibarengi dengan raut wajah yang masam. Itulah sebabnya, Caroll King pernah berdendang melalui lagunya: Welcome to my living room | It’s not a womb, it’s not a tomb | Not a June bride or a December groom | Tonight, here in  Hyannis, | we’ll be playing at a reasonable volume | Here in my living room. *

 

Ahmad  Muchlish Amrin, Santri Kutub Yogyalarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 komentar

  1. Ping-balik: Kursi - ejogja