Rumah Tangga yang Sangat Bahagia ala Rasulullah

Rumah Tangga yang Sangat Bahagia ala Rasulullah

KH. Heri Kuswanto

Nabi SAW Lomba Lari

Rasulullah SAW dan sang istri, Aisyah RA. Untuk mewujudkan rumah tangga yang sangat bahagia ala Rasulullah, perhatikan hal-hal berikut.

1) Rasulullah SAW pernah berlomba lari dengan istrinya, Aisyah RA saat berada dalam sebuah perjalanan

2) HR. Abu Daud dan Nasa’i:

عن عائشة رضي الله عنها أنها كانت مع النبي صلى الله عليه وسلم في سفر. قالت: فسابقته فسبقته على رجلي، فلما حملت اللحم سابقته فسبقني. فقال: “هذه بتلك السبقة”، وفي لفظ: سابقني النبي صلى الله عليه وسلم فسبقته، فلبثنا حتى إذا أرهقني اللحم سابقني فسبقني. فقال: “هذه بتلك”

Aisyah RA berkata, “Aku ikut bersama Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan.

– Pada saat itu tubuhku masih ringan. Kami singgah di sebuah tempat dan Nabi SAW memerintahkan para sahabatnya untuk meneruskan perjalanan.

+ Lalu Nabi SAW berkata kepadaku, “Mari kita lomba lari!”

“Ternyata aku mengalahkan Nabi SAW. Kemudian dalam perjalanan lain aku juga ikut. Pada saat itu tubuhku sudah berat (gemuk).

+ Nabi SAW berkata kepadaku, “Mari kita lomba lari!” Ternyata Nabi SAW mengalahkan aku.

Nabi bersabda sambil menepuk pundakku, “Kemenangan ini menutupi kekalahan yang dulu.

Jangan Lewatkan Baca Juga: Memasuki Api Cinta
Rasulullah saw mandi bareng bersama istri-istrinya

Rumah tangga yang sangat bahagia ala Rasulullah itu terjadi karena bebepa hal, di antaranya ini:

1) Beliau juga mandi bersama Aisyah sebagaimana dituturkan Aisyah, “Aku dan Nabi Saw mandi bersama dari satu tempayan”

– Aisyah juga berkata,

كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُوْلُ اللهِ  ﷺ  مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ بَيْنِي وَبَيْنَهُ فَيُبَادِرُنِي حَتَّى أَقُوْلُ دَعْ لِيْ دَعْ لِيْ قَالَتْ وَهُمَا جُنُبَانِ

Aku mandi bersama Rasulullah saw dari satu tempayan (yang diletakan) antara kami berdua, maka Rasulullah saw mendahuluiku (dalam mengambil air dari tempayan) hingga aku berkata, “Sisakan air buatku, sisakan air buatku”. Dan mereka berdua dalam keadaan junub.

2) Beliau juga mandi bareng bersama Maimunah

– Sunnah mandi bareng sangat membantu dalam menambah kasih sayang diantara suami istri sehingga semakin menghidupkan rumah tangga yang romantis.

3) Rasulullah saw mandi bersama  Ummu Salamah

4) Berkata Ibnu Hajar:

– “Dawudi berdalil dengan hadis ini (yaitu tentang mandinya Rasulullah saw bersama Aisyah) bahwasanya boleh bagi seorang pria melihat aurat istrinya dan juga sebaliknya.

– Hal ini dikuatkan lagi dengan  yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dari  Sulaiman bin Musa bahwasanya ia ditanya tentang seorang pria yang melihat kemaluan istrinya maka ia berkata, “Aku telah menanyakan hal ini kepada Ato’ dan ia berkata, “Aku telah bertanya kepada Aisyah (tentang hal ini) lalu Aisyah menyebutkan hadis ini”.

– Hadis ini merupakan nas (dalil yang tegas) akan bolehnya hal ini”. (Walau mungkin ada pendapat lain).

Baca Juga: Dzikir Adalah Alat Pengkilap Hati
Nabi SAW Rebutan Salah dengan Sang Istri

1) Akhlak Nabi SAW adalah Alquran

– Ibnu Qatadah pernah bertanya kepada Aisyah ra tentang akhlak Rasulullah Saw.

– Maka Aisyah menjawab:

 كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.

2) Suatu hari Aisyah dicengkram rasa khawatir.

– Hingga menjelang shubuh ia tidak menjumpai suaminya tersebut tidur di sebelahnya.

– Dengan gelisah Aisyah pun mencoba berjalan keluar. Ketika pintu dibuka, Aisyah terbelalak kaget.

+ Rasulullah sedang tidur di depan pintu.

– Aisyah bertanya : “Mengapa Nabi tidur di sini?”

+ Aku pulang larut malam. Karena khawatir mengganggu tidurmu, aku tak tega mengetuk pintu. Itulah sebabnya aku tidur di depan pintu,” jawab Nabi. Dengan demikian, tidak aneh, setiap.

Nikmati: Murattal Cilik Animasi Anak Lucu, Pendidikan Generasi Qurani

3) Nabi dan Aisyah lantas berebut ngaku salah

– Nabi tdk menyalahkan , pulang kok istri tidak tau, istri juga tdk menyalahkan Nabi, dakwah kok hingga menjelang pagi

– (semoga kita tidak suka berebut benar dan mudah menyalahkan lainnya).

Nabi SAW Gojek Dengan Cucu

Babi biasa bercanda dengan cucunya demi mewujudkan rumah tangga yang sangat bahagia.

1) Abdul Mun’im Muhammad dalam , Khadijah, mengungkapkan:

– Setelah kelahiran Hasan, Nabi Muhammad sering kali meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah Fatimah dan Ali serta bermain-main dengan Hasan.

– Rasulullah sangat mencintai cucu lelakinya itu.Hasan terlihat kerap diletakkan di pundak Rasulullah, bahkan ketika dia keluar rumah berjalan-jalan.

– Hingga pada suatu saat, seorang sahabat menyatakan pendapatnya. “Wahai anak kecil, betapa mulia orang yang engkau naiki itu,” katanya.

+ Mendengar hal itu, Rasullah menyatakan, betapa mulia pula orang yang menaikiku. Bahkan, dia pun bermunajat kepada Allah SWT bahwa dia sangat mencintai Hasan dan ia pun berharap Allah mencintai Hasan. “Ya Allah, aku sungguh mencintainya. Cintailah siapa pun yang mencintainya,” katanya.

– Hasan memang menjadi kesayangan Nabi Muhammad SAW. Demikian pula dengan adiknya, Husain, yang lahir kemudian. Keduanya menjadi cucu yang sangat disayang kakeknya yang seorang Rasul itu. Bahkan, dinyatakan bahwa keduanya merupakan pemuda penghulu surga.

2) Nabi Muhammad SAW kerap mencium cucunya, Hasan.

– Ketika hal itu disaksikan oleh al-Aqra’ bin Haabis at-Tamimy, dia langsung berkomentar, “Aku memiliki sepuluh anak. Tak satupun yang pernah kucium.”

+ Rasulullah lantas mengalihkan pandangannya kepada Aqra’, lalu berkata:

مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ

Barang siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi. (HR Bukhari).

Baca Juga: Keluarga Bahagia, Sebab Suami Saleh atau Istri Salehah?

3) Nabi SAW juga tidak segan untuk menggendong anak dan cucunya.

– Hal itu seperti dikisahkan Abdullah bin Jafar, “Rasulullah menjemput kami (yakni Jafar dan Hasan atau Husein) ketika pulang.

– Kemudian beliau menggendong salah satu dari kami di punggung sedang yang lain beliau bopong di dada sampai kami memasuki Madinah.” (HR. Muslim).

– Mengajak bermain atau bercanda dengan anak-anak tidak akan mengurangi wibawa sebagai orang tua.

– Bahkan, Rasulullah tidak merasa malu saat dia melakukan hal demikian di depan orang banyak.

4) Ya’la bin Murrah, saat mereka pergi bersama Rasulullah untuk menghadiri undangan makan bersama, Rasulullah melihat Hasan sedang bermain di jalan. Beliau lantas mempercepat jalan mendahului rombongan, lalu merentangkan kedua tangannya. Hasan berlarian ke sana kemari. Rasulullah mencandainya lalu merangkulnya.

Kemesraan Nabi Menempelkan Mulut pada Bekas Makan dan Minum Istrinya

1) Siti Aisyah adalah salah satu istri Nabi Muhammad yang menonjol,  paling muda,  cerdas dan mampu mendampingi nabi,  romantis , pandai memikat hati nabi.

+ Nabi sangat mengetahui karakter Aisyah. Beliau tahu kapan jiwanya sensitif, tahu kapan jiwanya bahagia. Dan inilah yang sering menjadi kisah romantis Nabi Muhammad dan Siti Aisyah.

+ Nabi Muhammad berkata kepada Aisyah, “Aku tahu kapan kamu marah, kapan kamu bahagia,”.

– Merasa heran, Aisyah pun bertanya kepada Nabi Muhammad: “Bagaimana bisa mengetahui suasana hati yang aku sembunyikan begitu rapi?”.

+ Nabi menjawab: “Jika sedang marah, kau bersumpah ‘Demi Tuhan Ibrahim’. Jika hatimu sedang lapang kau bersumpah ‘Demi Tuhan Muhammad’.”

– Aisyah kemudian tersipu, tawanya lepas tak tertahan “Demi Allah, Wahai Rasulullah hanya namamu yang tertinggal di hatiku.”

Nimati Juga: Murattal Anak Animasi Hewan Kuda, Ikan, Bebek, Kucing

2) Nabi Menempelkan Mulut pada Bekas Makan dan Minum Istrinya.

– Kemesraan ini tentunya melebihi kemesraan makan sepiring berdua.

– Diriwayatkan oleh Aisyah RA. Ia berkata: “Terkadang Rasulullah SAW disuguhkan sebuah wadah (air) kepadanya, kemudian aku minum dari wadah itu sedangkan aku dalam keadaan haid.

+ Lantas Rasulullah SAW mengambil wadah tersebut dan meletakkan mulutnya di bekas tempat minumku.

– Terkadang aku mengambil tulang (yang ada sedikit dagingnya) kemudian memakan bagian darinya,

+ lantas Rasulullah SAW mengambilnya dan meletakkan mulutnya di bekas mulutku.”  (HR Ahmad).

Nabi SAW Hibur dan Tenangkan Istri

1) Berbincang Bersama Istri di Luar

– Berjalan bersama di malam hari bersama istri kemudian membincangkan banyak hal di luar rumah.

– Kemudian berbicara dari hati ke hati hingga mengingat memori bersama.

– Aisyah RA meriwayatkan tentang kebiasaan Rasulullah SAW yang keluar kota selalu membawa istri ini. “Nabi SAW ketika malam hari berjalan bersama Aisyah, berbincang dengannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

2) Mengajak Istri Makan di Luar

– Diriwayatkan dari Anas RA, ia berkata: “Seorang lelaki Persia yang merupakan tetangga Nabi SAW mempunyai kuah kaldu paling sedap. Kemudian dia membuat makanan dan mendatangi Nabi SAW lantas mengundangnya untuk makan, sedangkan Aisyah berada di samping Nabi.

– Kemudian Nabi SAW berkata, ‘Yang ini bagaimana?’ Ia menunjuk Aisyah dan berkata, “Tidak” Kemudian memberi isyarat kepadanya, “Bagaimana dengan ini?” Dia berkata, “Tidak.” Kemudian Nabi memberi isyarat yang ketiga kalinya dan bersabda, “Ini bersamaku?” Kemudian ia berkata, “Ya.” (HR Ibnu Hibban).

Jangan Lewatkan Baca Juga: Menyingkirkan Debu Hasrat

3) Menenangkan istri saat Amarah

– Ibnus Sunni dalam Amalul Yaum wal Lailah, meriwayatkan hadis dari Aisyah RA: “Ketika Aisyah marah, maka Nabi SAW mencubit hidungnya dan berkata, “Wahai ‘Uwaisy (panggilan kecil Aisyah), katakanlah,‘Ya Allah, Tuhan Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah yang menyesatkan’.”

Nabi Saw Tiduran di Pangkuan Istri, Sisir Rambut dan Panggilan Mesra

1) Aisyah RA berkata:

Dahulu Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku kemudian membaca (Alquran) sedangkan aku dalam keadaan haid. (HR Abu Dawud, Bukhari, Muslim , Ahmad,dan Ibnu Majah)

2)  Aisyah RA berkata: Dahulu aku menyisir rambut Rasulullah SAW sedangkan aku dalam keadaan haid. (HR Bukhari dan Muslim).

3). Memberi Panggilan Khusus.

Rasulullah SAW suka memanggil Siti Aisyah dengan panggilan ‘Ya Aisy’ (HR Bukhari dan Muslim).

–  Kultur Arab, pemenggalan huruf akhir dan panggilan kecil menunjukkan panggilan manja/tanda sayang.

– Bukan hanya memenggal panggilan kecil, nabi Muhammad juga mempunyai panggilan khusus dengan panggilan Humaira’ yang artinya adalah putih kemerah-merahan.

– Qadhi Iyadh dalam Masyariqul Anwar: “Perkataan beliau kepada Aisyah ‘Ya Humaira’ adalah bentuk panggilan kecil kasih sayang dan cinta.”

Nabi SAW Membantu Pekerjaan Rumah

1) Diriwayatkan oleh Imam Bukhari

–  Ketika Rasulullah saw kembali dari peperangan Khaibar, beliau menikahi Shafiyyah binti Huyaiy ra

– Nabi saw mengulurkan tirai di dekat unta yang akan ditunggangi untuk melindungi Shafiyyah ra dari pandangan orang.

– beliau duduk bertumpu pada lutut di sisi unta tersebut, beliau persilakan Shafiyyah ra untuk naik ke atas unta dengan bertumpu pada lutut beliau.

2) Abdul Malik Al-Qasim dalam Sehari di Kediaman Rasulullah saw

Rasulullah saw  selaku pemimpin yang berjaya dan seorang Nabi yang diutus memberikan teladan kepada umatnya bahwa

– Bersikap tawadu’ kepada istri,

– Mempersilakan lutut beliau sebagai tumpuan,

– Membantu pekerjaan rumah,

– Membahagiakan istri, sama sekali tidak mengurangi derajat dan kedudukan Beliau.

Baca Juga: Sisi Lain Kebanyakan Rebahan
Rumah dan Perabot Rasulullah

1) Bukan tak mampu  mewah

– Ketika para Raja dan Kisra memakai perabotan dari emas dan perak, beliau justru memakai barang-barang seadanya.

– Tempat tidur, Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menggambarkan bahwa Rasulullah tidak tidur di tempat yang mewah. “Sesungguhnya hamparan tempat tidur Rasulullah terdiri atas kulit binatang, sedang isinya adalah sabut kurma.” (HR At-Tirmidzi)

– Hafshah saat ditanya: “Apa yang menjadi tempat tidur Rasulullah?” Ia menjawab: “Kain dari bulu yang kami lipat dua. Di atas itulah Rasulullah tidur. Pernah suatu malam aku berkata (dalam hati): sekiranya kain itu aku lipat menjadi empat lapis, tentu akan lebih empuk baginya. Maka kain itu kulipat empat lapis.”

2) Manakala waktu subuh,

– Cerita Hafsah, Rasulullah saw mengatakan:

+ “Apa yang engkau hamparkan sebagai tempat tidurku semalam?

– “Aku menjawab: “Itu adalah alas tidur yang biasanya Nabi pakai, hanya saja aku lipat empat. Aku kira akan lebih empuk.”

+Rasulullah membalas: “Kembalikan kepada asalnya! Sungguh, disebabkan empuknya, aku terhalang dari sholat di malam hari.” (HR At-Tirmidzi).

Coba Dengarkan: Makjleb! Jawaban Dr Fahruddin Faiz Menangkal Neo-Ateisme

3) Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra:

– “Umar bin Khattab datang ketika beliau sedang tidur di atas tikar yang membuat bekas pada kulit beliau di bagian sisi.

– Umar pun berkata: “Wahai Nabi Allah! Andaikan engkau menggunakan permadani tentu lebih baik dari tikar ini”.

+Nabi bersabda: “Apalah urusanku terhadap dunia ini? Permisalan antara aku dengan dunia bagaikan seorang yang berkendaraan menempuh perjalanan di siang hari yang panas terik, lalu ia mencari teduhnya di bawah pohon beberapa saat di siang hari, kemudian ia istirahat di sana lalu meninggalkannya.” (HR At Tirmidzi, Al-Hakim dan Ibnu Majah).

Tempat Minum dan Baju Besi Rasulullah

1) HR at-Tirmidzi :

– Zaid bin Tsabit bertutur: “Anas bin Malik pelayan Rasulullah pernah memperlihatkan kepadaku tempat minum Rasulullah yang terbuat dari kayu yang keras dan di patri dengan besi.

– Kemudian Anas berkata kepadaku: “Wahai Tsabit, inilah tempat minum Rasulullah. Dengan gelas kayu inilah Rasulullah minum air, perasan kurma, madu dan susu.”

2) HR Al-Bukhari, Muslim :

– Diriwayatkan Aisyah Ra : Benda lain yang dimiliki Rasulullah adalah baju besi yang biasa dipakai saat berperang.

– Tak lama setelah beliau wafat baju besi itu digadaikan kepada seorang Yahudi dengan beberapa karung gandum

– Sayyidah Aisyah Ra : “Keluarga Muhammad saw tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti gandum yang diberi idam (semacam kuah) dalam tiga hari, sampai ia bertemu dengan Allah (wafat).”

 

Foto Profil KH Heri Kuswanto Lintang SongoKH. Heri Kuswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo, A’wan Syuriah PWNU DIY sekaligus dosen IIQ An Nur Yogyakarta.

Author:

Pusat Info Pendidikan

Leave a comment