Perantau di Jalur Bantul-Sleman
Cover Maghfur M. Ramin
Perantau di Jalur Bantul-Sleman
– untuk anak-anak kutub
selalu, di jalan ini
orang-orang tak pernah selesai
melantunkan lagu-lagu kepahlawanan
wajah-wajah ranum bersungging sepi
memendam luka dalam diri
tubuh-tubuh ringkih setengah baya
meremah mimpi dan rahasia
mereka datang dari seberang yang jauh
dengan seribu bayang-bayang tentang kota tua
yang menjanjikan damai buat semua orang
mereka datang dari masa silam
berbekal peluh dan impian
demi kampung halaman, katanya
dan sketsa bangsa
yang tak harus selalu merasa kalah
demi kenangan pahit
orang-orang yang diperbudak rasa sakit
jalan ini senantiasa menjadi saksi
betapa hidup terasa asing
untuk sebuah impian:
segala yang datang, datanglah
segala yang berlalu, sudahlah
hari-hari mengalir begitu saja
bantul-sleman telah jadi halaman
atau catatan perjalanan
yang semoga tak hanya kekal dalam ingatan
Jogja, 2009
Puisi Perantau di Jalur Bantul-Sleman ini digubah oleh Muhammad Ali fakih dan dikhususkan santri-santri yang menimba ilmu kemandirian di Pondok Pesantren Mahasiswa Hasyim Asyari. Ponok tersebut sangat akrab dengan sebutan: Kutub. Puisi digubah di kota pendidikan Jogja pada 2009. Muhammad Ali Fakih, lahir di Kerta Timur Dasuk Sumenep Madura, 08 Maret 1988. Puisinya berselancar di berbagai media massa, seperti Kompas, Jawa Pos, Media Indonesia, dll. Kini mendampingi Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta. Puisinya terkumpul di Mazhab Kutub (Pustaka Pujangga), Di Laut Musik (Cantrik Pustaka) Ceracau si Gila (Penerbit Basabasi).
1 comment